LITHOSFERA DAN GEJALA-GEJALANYA
Drs.
Susilo Wardoyo
SMA
NEGERI 1 BUMIAYU
Pengetahuan orang tentang inti bumi sangat sedikit sekali,
sebab sampai saat ini belum ada alat apalagi orang yang memasuki inti bumi
untuk mengadakan penyelidikan-penyelidikan secara langsung. Oleh karena itulah
teori-teori, hypothesa dan data yang dikemukakan para ahli geologi berbeda dan
simpang siur.
Akibat bumi berotasi bumi berbentuk spheroid yaitu berbentuk
bola namun agak rata pada kutubnya sehingga jari-jari di daerah kutub lebih
pendek dibandingkan daerah equator.
Menurut
IUGG jari – jari bumi dikutub 6.357 km, di equator 6.378 km, sehingga rata –
rata jari – jari bumi 6.371 km.
A. LAPISAN - LAPISAN BUMI
Mengenai lapisan-lapisan bumi data yang ada hanya bersifat
hypotesa saja sebab sampai saat ini belum ada para ahli yang menyelidiki secara
langsung ke dalam bumi. Dari jari-jari bumi sepanjang 6370 km saat ini baru
dapat diselidiki secara langsung pada
penambangan minyak bumi sedalam 7263 m di pantai Semenanjung Kola di Laut
Barens (Rusia) dan dipenambangan minyak bumi di Kalifornia sedalam 5.000 m.
Dari
penyelidikan secara tidak langsung dikemukakan bahwa berat jenis seluruh bumi
rata-rata 5,5 sedangkan berat jenis lapisan luarnya (lithosfera) rata-rata 2,8.
Jadi bagian dalam bumi lebih berat dari kulit buminya sehingga semua benda
dalam atmosfera bumi akan jatuh menuju ke pusat bumi.
Adapun
lapisan-lapisan bumi adalah :
1.
Lithosfera (kulit bumi)
Lapisan ini tebalnya rata-rata ± 1.200
km, BJnya = 2,8.
Lapisan ini terdiri dari 2 (dua)
lapisan yaitu :
1.1. Lapisan
SIAL (Silicium dan Allumunium)
yang terletak di bagian paling atas dengan ketebalan antara 30 - 70 km, terdiri
dari batuan basa dan asam.
1.2. Lapisan
SIMA (Silicium dan Magnesium)
yang terletak disebelah bawah lapisan SIAL dengan ketebalan 1.140 km.
Batas antara SIAL dan SIMA tidak rata
karena dibawah benua (daratan) lapisan SIAL tebal sedang di bawah samudra
sangat tipis.
2.
Chalkosfer (mantel peridotit, lapisan pengantara)
Lapisan ini tebalnya 1.700 km dengan
massa jenis rata-rata 6,4 yang tersusun
dari zat-zat seperti batuan meteorit yang plastis. Lapisan ini berada di luar
lapisan Nife (nikel dan besi).
3.
Barysfera (inti bumi)
Lapisan ini terdiri dari nekel dan besi
sehingga disebut lapisan Nife dengan masa jenis 9,6 sehingga semua benda dalam
atmosfer bumi akan jatuh kebumi. Lapisan ini terdiri dari :
3.1. Outer
core yaitu inti bumi bagian luar dengan
ketebalan 2100 km.
3.2. Inner
core yaitu inti bumi bagian dalam dengan ketebalan 1300 km.
Pengaruh
panas matahari paling dalam hanya mencapai 20 meter di bawah permukaan bumi
setelah itu keadaannya kontstance. Akan tetapi semakin masuk ke dalam semakin panas,
pada umumnya setiap turun 33 m temperatur naik 10C. Di dalam hal ini
33 oleh kenaikan temperatur 10C jika turun secara vertikal ke bawah.
Jumlah geothermis ini sangat dipengaruhi oleh keadaan bumi sebab batuan gunung
api yang masih panas akan memperkecil jumlah geothermisnya sedangkan air akan
memperbesar jumlah geothermisnya.Jumlah geothermis di Eropa = 33 meter,
Gradient Geothermisnya = 100/33 x 10C = 30C. Sedangkan di
Amerika Utara jumlah geothermisnya = 60 m, maka Gradient Geothermisnya = 100/60
x 10C = 1,60C.
Derajat Geothermis (Gradient
Geothermis) adalah bilangan yang menunjukkan naiknya temperatur setiap turun
secara vertikal 100 m ke dalam bumi. Dengan cara di atas kita dapat menghitung
pusat bumi temperaturnya :
B.
BATUAN PEMBENTUK
LITHOSFER
Batuan
adalah agregrasi (kumpulan) dari mineral-mineral baik yang sejenis atau tidak
sejenis yang terjadi secara proses alami yang membentuk sebagian kecil dari
permukaan bumi yang biasanya mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisik yang
tetap. Mineral adalah suatu senyawa yang terbentuk secara alami yang mempunyai
sifat-sifat dan susunan kimia dalam batas-batas tertentu dan bersifat homogen
padat dan biasanya berbentuk kristal.
Di dalam
lithosfera ini terdapat 850 jenis batuan yang dapat dikelompokan menjadi 3
macam menurut kejadiannya yaitu :
1.
Batuan Beku (Igneous Rock)
Adalah batuan yang terbentuk karena
pendinginan atau pembekuan magma.
Batuan beku ini digolongkan menjadi 3
macam yaitu :
1.1. Batuan
Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Yaitu batuan yang terbentuk di dalam
dapur magma karena penurunan temperatur yang berjalan sangat lambat sehingga
seluruh mineralnya mengkristal (kasar, besar dan seragam = holo kristalin).
Contoh :
-
Batuan
Granit
-
Batuan
Diorit
-
Batuan
Gabro
-
Batuan
Sienit, dsb.
1.2. Batuan
Beku Gang (Korok, Porfirik)
Adalah batuan beku yang terbentuk pada
celah dalam kerak bumi sewaktu magma
berjalan menuju permukaan bumi sehingga massa magma mengalami pembekuan dan
sebagian mengalami pengkristalan. Batuan tersebut dinamakan batuan beku porfir
atau porfiris.
Contoh :
-
Porfir
Granit
-
Odinit
-
Aplit
Diorit
-
Profir
Gabro, dsb.
1.3. Batuan
Beku Luar (Efusif / Lelehan)
Adalah batuan beku yang terbentuk
karena magma mencapai permukaan bumi dan berjalan sangat cepat sehingga seluruh
batuan berupa kristal.
Contoh :
-
Batuan
Andesit (batu sungai)
-
Batuan
Obsidian (pumise, gelas gunung api)
-
Batu
Apung
-
Batuan
Basalt, dsb.
2.
Batuan Sediment (Sedimentasi Rocks)
Adalah batuan yang berupa endapan yang
terbentuk dari hasil-hasil rombakan oleh tenaga eksogen terhadap bahan-bahan
yang telah ada dengan ciri-ciri berlapis yang disebabkan oleh perbedaan warna,
ukuran butir maupun kekerasannya. Pada batuan sediment ini (terutama sediment
marine) sering diketemukan fosil.
Proses pembentukannya (diagenesesnya)
berupa :
a.
Pemadatan
(kompaksi) oleh tekanan dari lapisan yang ada di atasnya.
b.
Perekatan
(sementasi) bahan-bahan lepas oleh larutan kimia seperti larutan kapur dan
silisium.
Contoh :
-
Batuan
pasir, batuan lempung.
-
Batuan
Breksi yaitu batuan sediment yang terdiri dari kerikil yang bersudut tajam
pekat dan membatu dan terbentuk dekat dengan batuan induknya.
-
Batuan
konglomerat yaitu batuan sediment yang terdiri dari kerikil-kerikil bulat
(tumpul) pekat dan membatu dan terbentuk jauh dari batuan induknya.
Batuan sediment dapat diklasifikasikan
2.1. Berdasarkan
tenaga alam yang mengangkutnya dibagi :
a.
Sedimen
akuatis à oleh air
b.
Sedimen
aeris (aeolis) à oleh angin
c.
Sedimen
glasial à oleh es (gletsyer)
d.
Sedimen
marine à oleh air laut (gelombang)
2.2. Berdasarkan
tempat sedimen diendapkan, dibagi:
a.
Sedimen
teristis à di darat
b.
Sedimen
fluvial à di sungai
c.
Sedimen
limnis à di rawa (di danau)
d.
Sedimen
marine à di laut
e.
Sedimen
glasial à di daerah es
2.3. Berdasarkan
proses pengendapannya dibagi menjadi:
a.
Sedimen
klastis (mekanis)
Berasal dari bagian batuan asal melalui
proses pelapukan dan proses transportasi sehingga mengubah bentuk dan ukuran.
Contoh :
-
Sandstone,
konglomerat, limestone
b.
Sedimen
organis
Berasal dari bagian binatang atau
tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
-
Kapur
dari limestone atau koral
c.
Sedimen
khemis
Berasal
dari proses kimiawi.
Contoh
:
-
Stalagmit
3.
Batuan Metamorf (Metamorfic Rocks)
Adalah batuan yang telah mengalami
perubahan baik bentuk maupun sifatnya yang disebabkan karena adanya pengaruh
kenaikan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
Batuan metamorfic ini terbagi menjadi 3
macam :
3.1. Batuan
metamorfic sentuh (kontak)
Adalah batuan metamorf yang terjadi
karena pengaruh temperatur yang sangat tinggi karena bersinggungan dengan
magma.
Contoh :
-
Batu
marmer (pualam) berasal dari kapur
3.2. Batuan
metamorfic dinamo (regional)
Adalah batuan metamorfic yang terjadi
karena pengaruh tekanan yang sangat berat dari lapisan diatasnya
(disampingnya).
Contoh :
-
Batu
sabak berasal dari tanah liat (lempung)
3.3. Batuan
metamorfic kontak peumatolik
Adalah batuan metamorf yang terjadi
karena masuknya mineral lain dalam batuan yang terkena proses metamorfose
kontak.
Contoh :
-
Kwarsa
terkena mineral Borium akan membentuk Furmalin (sejenis batu permata indah).
-
Kwarsa
terkena mineral Flourium membentuk Topaz.
C. TENAGA ENDOGEN (TEKTONIK FORCE)
Adalah suatu
tenaga (kekuatan) yang berasal dari dalam bumi yang pada umumnya memberikan
bentuk (membangun) relief-relief pada permukaan bumi. Tenaga endogen ini
disebabkan oleh adanya gerakan dari magma yang ada di dalam bumi.
Tenaga endogen ini terdiri dari :
1. Tektonisme yang dapat berupa
a.
Epirogenese
(pembentukan pegunungan)
b.
Orogenese
(gerak naik turunnya benua)
2. Vulkanisme
3. Gempa bumi
TEKTONISME
Adalah
tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan
kulit bumi secara vertikal/horizontal yang mewujudkan bentuk lipatan/patahan.
1.
Epirogentik
Adalah suatu gaya dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi yang meliputi daerah yang sangat luas
dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama (sangat lambat).
Gerakan ini merupakan gerakan naik
turun sehingga menyebabkan bagian-bagian kulit bumi melengkung pada daerah yang
sangat luas seperti pembentukan kontinen. Karena meliputi daerah yang sangat
luas, maka tidak terjadi perubahan-perubahan pada hubungan batuan sehingga
dislokasi seperti retakan maupun kerutan/lipatan hampir tidak ada.
Gaya epirogenetik ini dapat dibagi
menjadi 2 bagian:
1.1. Gaya
Epirogenetik Positif
Adalah suatu gaya dari dalam bumi yang
menyebabkan permukaan air laut naik karena gerakan turunnya daratan.
Contoh :
-
Turunnya
pulau-pulau di bagian timur Indonesia.
-
Lembah
muara sungai Hudson di Amerika turun sampai 1.700 m.
-
Lembah
sungai Kongo turun sampai 2.000 m di bawah permukaan air laut.
1.2. Gaya
Epirogenetik Negatif
Adalah suatu gaya dari dalam bumi yang
menyebabkan permukaan air laut kelihatannya turun karena naiknya daratan.
Contoh :
- Teras karang pulang timor naik sampai 1.300
m.
- Dataran tinggi Colorado (USA).
- Pantai Stockholm (Nurwegia) setiap 100 tahun
naik ½ meter.
2.
Orogenetik
Adalah suatu gaya dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya (terbentuknya) pegunungan dimana terjadi peristiwa
dislokasi karena tekanan horizontal dan vertikal pada kulit bumi dalam waktu
yang relatif singkat.
Akibat gaya orogenetik ini terjadi dua
peristiwa dislokasi yang berupa :
2.1. Lipatan
(kerutan) kulit bumi
Hal ini terjadi apabila lapisan kulit
bumi bersifat elastis (tidak mudah patah). Pada lipatan ini punggung lipatan
dinamakan antiklinal sedangkan lembah lipatan dinamakan sinklinal. Karena
lapisan kulit bumi elastis maka terjadilah pegunungan.
Contoh :
-
Pegunungan
Ural, Allegany yang terjadi pada zaman primer (Paleozoikum).
-
Pegunungan
Mediteraniam Sirkum Pasific yang terjadi pada zaman tersier (Neozoikum).
Adapun jalur pegunungan besar di dunia
ada 3 yaitu :
a.
Jalur
Mediterania (Alpin Himalaya Mountain System)
Yaitu jalur pegunungan : pegunungan
Atlas (Maroko) -pegunungan Alpina (Yugoslavia) - pegunungan Balkan -pegunungan
Himalaya (Kashmir) - pegunungan di Hindia Belakang (Burma) - Kep. Andaman dan
Nikobar - masuk ke Indonesia pecah manjadi 2 jalur yaitu :
1.
Jalur
dalam (inner are) yang bersifat vulkanis yaitu : kep. Nikobar - Peg. Bukit Barisan - Peg. di
Jawa - Peg. di Bali – Lombok – Sumbawa – Flores – Alor – Wetar –Banda.
2.
Jalur
luar (outer are) yang bersifat non vulkanis yaitu : Kep. Andaman pulau-pulau
disebelah barat pulau Sumatera - Peg. di dasar laut di Samodera Indonesia -Pulau
Timor - kep. Barbar - Kep. Tanimbar - Kep. Kai -pulau Seram - Pulau Ambon - Pulau
Buru – pulau-pulau kecil di sebelah baratnya.
b.
Jalur
Pasific (Sirkum Pasific)
Yaitu jalur pegunungan :
Pegunungan Andes (Amerika Selatan) - Peg.
Sierra Madre Barat (Mexico) - Peg. Batu (USA) - Peg. Mac Kinley (Alaska) - Peg.
Elaut - Semenanjung Kamsyakta (Sovyet) - Peg. di Jepang - Peg. di Taiwan - Peg.
di Philipina yang terpecah menjadi 4 jalur yaitu :
1.
Melalui
pulau Palawan - Peg. di Kalimantan
2.
Melalui
pulau Mindanau - Peg. di Sulawesi
3.
Melalui
pulau Mindanau - Peg. di Maluku Utara
4.
Melalui
pulau Mindanau - Peg. di Irian (jalur ini langsung berhubungan dengan Sirkum
Australia).
c.
Jalur
Australia (Sirkum Australia)
Yaitu jalur pegunungan : Pegunungan di
Selandia Baru – Peg. di pulau Tasmania – Peg. Alpin Australia dan Peg. New
England Range (di pantai timur Australia) – Peg. di pulau Irian – bertemu
dengan Sirkum Pasific.
2.2. Patahan
(retakan) kulit bumi
Hal ini terjadi apabila tekanan, baik
tekanan vertikal maupun tekanan horizontal pada lapisan batuan yang rapuh
(mudah patah).
Pada daerah patahan ini sering kita
jumpai bentuk-bentuk patahan seperti :
a.
Slenk
(graben)
Yaitu suatu jalur batuan (lapisan tanah)
yang terletak di antara dua daerah yang lebih tinggi dan masing-masing daerah
tadi dipisahkan oleh bidang-bidang patahan.
Contoh :
-
Slenk
lembah Yordan
-
Slenk
Semangko
- Slenk Laut Mati
- Slenk Laut Merah.
b.
Horst
(tanah naik)
Yaitu sebuah jalur batuan (lapisan
tanah) yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya dan dibatasi oleh
bidang patahan.
c.
Flexuur
(tanah bungkuk)
Yaitu sebuah jalur batuan (lapisan
tanah) yang tidak semua terpatahkan dan disini terjadi gerak vertikal dan gerak
horizontal.
VULKANISME
Adalah
segala peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma ke permukaan bumi yang
meliputi proses perpindahan material dari suatu tempat ke tempat lain baik di
dalam kulit bumi maupun pelepasannya di luar kulit bumi.
Gerakan magma menuju ke permukaan bumi
ada dua kemungkinan :
1. Magma tidak sampai ke permukaan bumi,
tetapi berhenti di dalam kulit bumi disebut instrussi.
Instrussi magma ini kadang-kadang dapat
mengangkat lapisan-lapisan batuan cembung ke atas dan mengisi ruangan-ruangan
yang terjadi di dalam kulit bumi disebut Kryptovulkanisme (plutonisme = gunung
api tersembunyi).
Bentuk instrussi magma menurut caranya
menyusup ke dalam lapisan batuan dapat kita bedakan menjadi :
1.1. Sill
(instussi datar)
Adalah bentuk intrussi magma dimana
magma masuk diantara lapisan batuan sedimen dan konkordan (sejajar) dengan
sediment di atas maupun di bawahnya.
Contoh :
-
Great
Whin Sill di Inggris Utara yang luasnya lebih dari 5.000 km2
1.2. Laoolith
Adalah bentuk intrussi magma dimana
magma masuk diantara lapisan batuan sediment dan menekan ke atas sehingga
mempunyai bentuk cembung ke atas dan datar di bawah.
1.3. Batholith
Adalah bentuk intrussi magma yang
memotong lapisan batuan sediment dan tidak mempunyai dasar yang pada umumnya
terdapat pada daerah orogenese.
Contoh :
-
Masif
Granit Alaska - Britis Colombia merupakan batholith terbesar dengan panjang
2.000 km lebar 80 km
-
Masif
Granit Burungmanoli di Belitung
-
Masif
Granit Sulan di Lampung.
1.4. Dyke
(Gang, korok)
Adalah bentuk intrussi magma yang
memotong lapisan batuan sediment di atasnya dan biasanya melalui retakan dan
menembus bidang pelapisan.
2. Magma berhasil mencapai permukaan bumi
disebut ekstrussi. Bagian permukaan bumi tempat keluarnya magma disebut gunung
api. Gunung api di Indonesia dapat dibagi menjadi 4 baris yang sederajat
mengikuti jalur pegunungan yang ada yaitu :
a. Barisan gunung api yang ada di pulau Sumatera,
Pulau Jawa, Kepulauan Nusa tenggara hingga Kepulauan Banda.
b. Gunung-gunung api disekitar laut Banda yang
sebagian besar berada di dalam laut.
c. Gunung api di kepulauan Sangihe dan Minahasa
(Sulawesi Selatan).
d. Barisan gunung api di Halmahera Utara dan
sebelah baratnya.
2.1. Bentuk
Gunung Api
Letusan gunung api disebut erupsi yang
besar kecilnya letusan tergantung pada tekanan gas pada dapur magma (pipa
kawah).
Letusan yang sangat kuat disebut
Eksplosi, sedangkan letusan yang hanya merupakan lelehan pada kepundannya
disebut Effusi. Gunung api di Indonesia mempunyai 3 bentuk :
a. Gunung
api strato (kerucut, campuran)
Terjadi karena adanya letusan yang kuat
(eksplosif) dan diselingi dengan letusan yang lemah (effusif) sehingga
bentuknya berlapis-lapis antara bahan padat dan bahan cair. Gunung ini tinggi
dengan lereng yang curam.
Contoh :
-
Gunung
Merapi
- Gunung Kelud
- Gunung Agung.
b. Gunung
api Kaldera
Terjadi karena letusan sekali saja
tetapi dengan kekuatan yang sangat dahsyat sehingga puncaknya hilang dan
membentuk kawah yang sangat luas yang disebut Kaldera. Gunung api ini merupakan
gunung api kerucut dengan bentuk puncak yang tumpul.
Contoh :
-
Gunung
Tengger dengan diameter Kaldera 11 km
- Gunung Ijen dengan diameter Kaldera 17
km.
c. Gunung
api Maar (Kawah)
Merupakan gunung api yang tidak
berbentuk kerucut tetapi hanya berupa lubang kepundan yang bulat. Terbentuk
karena letusan sekali tetapi sangat hebat, sedangkan pipa kepundannya tertutup
abu (material) sehingga terbentuk kawah.
Contoh :
-
Gunung
Lamongan di Jawa Timur
Selain bentuk di atas masih ada satu
bentuk lagi yaitu bentuk perisai (Tameng) yaitu gunung api yang landai sebab
yang keluar hanya lava cair saja sehingga akan meleleh dan tidak dapat menjadi
tinggi dengan lereng yang sangat landai.
Contoh :
-
Gunung
api Kilauhea di Kep. Hawaii
- Gunung api Manualoa di Kep. Hawaii.
2.2. Jenis
Erupsi (sifat letusan)
a. Membangun
Jika letak dapur magma dangkal sehingga
tekanan gasnya rendah, maka letusannya lemah sehingga bahan yang dikeluarkan
akan tertimbun disekitar kawah sehingga membangun (membentuk) suatu gunung.
Contoh :
-
Gunung
api perisai Kilauhea di Kep. Hawaii
- Gunung api perisai Manualoa di Kep.
Hawaii.
b. Merusak
Jika letak dapur magma sangat dalam
sehingga tekanan gasnya sangat tinggi maka letusannya akan dahsyat. Dalam hal
ini dinding kawah akan hancur dan bersama-sama dengan bahan yang lain
berhamburan kemana-mana sehingga kawahnya akan menjadi luas (Kaldera).
Contoh :
-
Gunung
Krakatau meletus tanggal 26 Agustus 1883 dengan diameter kaldera 7 km dan
kedalaman 250 m, bahan yang dilontarkan 5 km3.
- Gunung Tengger dengan diameter Kaldera
11 km (Gunung Bromo dan Gunung Batok).
- Gunung Visuvius (Italia - Yunani) yang
meletus pada tahun 79 M dan mengubur kota Pompey dengan segala kemewahannya.
2.3. Tipe
Letusan
Adanya variasi tipe letusan seperti di
bawah ini disebabkan perbedaan derajat kekentalan magma, tekanan gas magmatik
dan kedalaman dapur magma.
a. Tipe
Hawaii
Terjadi karena lava yang cair encer,
dapur magma yang sangat dangkal dan tekanan gas yang sangat rendah.
Contoh
:
-
Gunung
api perisai Kilauea di Hawaii
-
Gunung
api perisai Maunaloa di Hawaii.
b. Tipe
Stromboli
Terjadi karena magma yang cair encer,
dapur magma dangkal dan tekanan gas yang sedang. Letusan yang terjadi merupakan
semburan gas yang membawa magma dan menghasilkan bom vulkanis dan lapili,
letusannya tidak kuat tetapi terus menerus.
Contoh :
-
Gunung
api Stromboli
- Gunung api Visuvius
- Gunung api Raung di Jawa Timur.
c. Tipe
Vulkano
Terjadi karena magma yang cair dan
kental, letusan terdiri dari bom vulkanis dan lapili yang diikuti aliran lava.
Hampir semua gunung api melalui periode tipe ini.
d. Tipe
Merapi
Terjadi karena letusan berupa hembusan
gas dari celah sumbat lava yang retak atau dari sisi sumbat lava, berupa awan
panas yang meluncur sepanjang jalur di lereng pegunungan yang disebut nuce
ardente. Karena sumbat lava yang retak maka bongkahan pecahanan batu yang panas
(lavina pijar) meluncur dilereng gunung.
Contoh :
-
Gunung
Galunggung di Jawa Barat
- Gunung Merapi tahun 1920-1930.
e. Tipe
St. Vincent
Terjadi karena letusan yang lebih kuat
dari tipe Merapi karena tekanan gasnya lebih tinggi dan kedalaman dapur magma
sedang, terjadi pembongkaran sumbat lava, menimbulkan letusan awan dan aliran
lava berubah menjadi lahar karena tercampur dengan air danau kepundan.
Contoh :
-
gunung
kelud tahun 1919
-
Gunung
st. Vincent tahun 1902 dan1919.
f. Tipe
Pelee
Terjadi karena tersumbat lava seperti
ibu jari, mencuat di atas puncaknya keluar gas pijar bersuhu sekitar 2000C
dan meluncur dilereng dengan kecepatan 150 meter / detik.
Contoh :
-
Gunung
Montagne Pelee tahun 1902-1903.
g. Tipe
Perret (Plinian)
Terjadi karena lava yang cair kental
dengan tekanan gas yang sangat tinggi dan dapur magma yang sangat dalam. Ciri
khas tipe ini adalah tiang gas yang tinggi dengan awan kol bunga diujung atas
tiang gas dan terbentuknya kaldera dibekas letusan akibat hebatnya letusan.
Contoh :
-
Gunung
Krakatau tahun 1883
- Gunung Visuvius tahun 79 dan 1906
2.4. Macam-Macam
Erupsi Vulkanik
Berdasarkan sifat letusannya dapat
berupa erupsi effusif dan erupsi eksplosif. Sedangkan berdasarkan bentuk lubang
tempat erupsi itu terjadi dapat dibedakan menjadi :
a. Erupsi
linier
Adalah letusan yang terjadi pada lubang
yang berbentuk celah memanjang.
Contoh :
-
Erupsi
linier pada gunung Laki di Eslandia dengan celah sepanjang 30km yang
mengeluarkan lava cair encer seluas 200.000 km2 dan setebal ribuan
kilometer.
b. Erupsi
areal
Adalah letusan yang terjadi karena
dapur magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga kulit bumi yang
ada di atasnya ambrol dan terjadi lubang yang sangat besar berupa danau magma
yang mendidih dan meletup-letup.
Contoh :
-
Erupsi
areal yang terjadi di masa silam yang berupa hamparan batuan granitis seluas
10.000 km2 di Yellowstone National Park Amerika Serikat.
c. Erupsi
sentral
Adalah letusan yang terjadi melalui
sebuah pusat erupsi yang relatif kecil sehingga menghasilkan kerucut timbunan
material vulkanik hasil erupsi tersebut. Erupsi ini menghasilkan tiga macam
bentuk gunung api yaitu :
-
Gunung
api perisai (aspit)
-
Gunung
api maar
-
Gunung
api strato
2.5. Tanda-tanda
Gunung Api akan meletus
a.
Terdengar
suara gemuruh dari dalam tanah
b.
Sering
terasa adanya gempa bumi yang ringan
c.
Temperatur
naik sehingga banyak mata air yang panas (kering)
d.
Tumbuh-tumbuhan
sekitar kawah menjadi layu
e.
Binatang
berpindah turun ke lembah.
2.6. Faedah
Gunung Berapi
a.
Abu
vulkaniknya (efflata) banyak membawa garam-garaman yang dapat menyuburkan tanah
(magma basa yang telah melapuk).
b.
Memberikan
barang-barang tambang (belerang, logam-logam).
c.
Adanya
sumber gas alam (geothermal) sebagai pembangkit tenaga listrik tenaga panas
bumi.
d.
Karena
menjulang tinggi ke atas membantu turunnya hujan (hujan orografis).
e.
Memberikan
kemungkinan adanya obyek wisata seperti air terjun, air panas dan sebagainya.
2.7. Bahan-bahan
yang dikeluarkan gunung berapi meliputi:
Meletusnya magma kepermukaan bumi
dengan segala peristiwa yang menyertainya disebut erupsi (letusan). Adapun
bahan-bahan yang dikeluarkan :
a. Bahan
padat (efflata)
1.
Abu
vulkanis
2.
Pasir
vulkanis
3.
Lapili
(kerikil gunung api)
4.
Bom
vulkanis (sebesar tinju sampai beberapa meter kubik).
b. Bahan
cair
1.
Bahan
cair ini berupa lava yaitu magma yang mencapai permukaan bumi
2.
Lahar
yaitu air di dalam kawah yang bercampur dengan abu vulkanis (abu letusan) yang
keluar sewaktu terjadi letusan gunung api yang dapat dibagi :
-
Lahar
panas
Adalah bahan-bahan
cair yang keluar dari gunung api dan telah tercampur dengan bahan-bahan lain
terutama yang ada di dalam danau kawah.
Contoh :
-
Lahar panas gunung Galunggung
-
Lahar panas gunung Kelud
-
Lahar
dingin
Adalah bahan-bahan gembur (lepas)
sebagai akibat letusan gunung api yang dihanyutkan oleh air hujan
Contoh :
-
Lahar
dingin gunung Semeru
c. Bahan
gas (Ekhalasi)
1.
Fumarol
(H2O)
Yaitu sumber gas yang mengeluarkan uap
air panas.
Contoh :
-
Kawah
Sileri (Dieng)
- Gunung Papandayan
- Italia dan Selandia Baru
2.
Solfatar
(H2S)
Yaitu sumber gas yang mengeluarkan uang
belerang.
Contoh :
-
Gunung
Malabar
- Gunung Papandayan
- Gunung Merapi
3.
Mofet
(CO2)
Yaitu sumber gas yang mengeluarkan gas
carbon dioksida (gas asam arang).
Contoh :
-
Gunung
Tangkuban Perahu
- Gunung Telaga Bodas
- Dieng
4.
Awan
Panas
Yaitu udara yang panas yang terjadi
karena gas dengan kekuatan luar biasa menembus massa lava yang kental, merobek
bongkah yang membara, abu dan batu kemudian membentuk suatu larutan dalam
bentuk gas yang mengembang.
Contoh :
-
Awan
panas Gunung Agung
- Awan panas Gunung Merapi.
2.8. Gejala
Pasca Vulkanis
Daerah gunung api yang telah meletus
kemudian mati kadang-kadang akan terjadi gejala-gejala post vulkanis yaitu :
a. Ekhlasi
yaitu gejala yang berhubungan dengan
pengeluaran gas, yang terdiri dari : mofet, solfatar dan fumarol.
b. Sumber
air panas (Term)
Adalah air tanah yang melalui daerah
dekat dengan magma.
Contoh :
-
Sumber
air panas Baturaden
- Sumber air panas Cipanas (Cianjur)
- Sumber air panas Cibiuk (Banten).
c. Sumber
air makdani (sumber air mineral)
Adalah sumber air yang mengandung
mineral.
Contoh :
-
Cipanas
(Cianjur) dan Baturaden mengandung mineral belerang
- Air Tanjung (Tasikmalaya) mengandung
mineral zat besi
d. Geyser
Adalah sumber air panas yang memancar
secara berkala
Contoh :
-
The
old Faithful di Yellowstone National Park California
- Cisolok Pelabuhan Ratu (Jawa Barat).
- G. Teipo Selandia Baru setinggi 450 m
GEMPA BUMI
Adalah suatu
getaran (gerakan) kulit bumi yang merambat kesegala arah yang disebabkan oleh
tenaga endogen.
1.
Klasifikasi gempa
1.1. Berdasarkan
peristiwa yang menimbulkan gempa terdiri dari :
a.
Gempa
bumi tektonis (dislokasi)
Yaitu gempa bumi yang terjadi karena
pergeseran lapisan kulit bumi karena adanya tenaga tektonik.
Tenaga tektonik yaitu tenaga dari dalam
bumi yang berupa peretakan, pergeseran yang berakibat perubahan pada kulit bumi
dan memberikan suatu bentuk relief (topografi) yang luas.
b.
Gempa
bumi vulkanis
Yaitu gempa bumi yang terjadi sebagai
akibat kegiatan gunung api karena gerakan magma di dalam pipa kepundan
(diatherma).
Gempa ini terjadi selama, sebelum dan
sesudah gunung api meletus, gempa ini tidak keras dan terasa sekitar gunung api
saja.
c.
Gempa
bumi runtuhan (terban)
Yaitu gempa bumi yang terjadi apabila
ada lapisan tanah (batuan) yang runtuh pada gua dalam tanah (daerah kapur),
maupun daerah pertambangan karena beratnya lapisan pada bagian atasnya atau
karena adanya getaran endogen. Gempa ini tidak keras dan hanya terasa disekitar
gua saja.
1.2. Berdasarkan
letak episentrumnya terdiri dari :
a.
Gempa
laut
Yaitu gempa bumi jika episentrumnya
terletak di dasar laut.
b.
Gempa
daratan
Yaitu gempa bumi jika episentrumnya
terletak di daratan.
1.3. Berdasarkan
jarak episentrumnya terdiri dari :
a.
Gempa
setempat, jika jaraknya kurang dari 10.000 km
b.
Gempa
jauh, jika jaraknya sekitar 10.000 km
c.
Gempa
sangat jauh, jika jaraknya lebih dari 10.000 km.
1.4. Berdasarkan
bentuk episentrumnya terdiri dari :
a.
Gempa
linier
Yaitu gempa bumi yang episentrumnya berbentuk
garis. Gempa tektonik termasuk gempa linier karena patahan terjadi pada suatu
garis.
b.
Gempa
sentral
Yaitu gempa bumi yang episentrumnya
berbentuk titik. Letusan gunung api dan runtuhan kerak bumi berupa sebuah titik
letusan.
1.5. Berdasarkan
jarak fokus (hiposentrum gempa) terdiri dari :
a.
Gempa
dangkal
Yaitu gempa bumi jika hiposentrumnya
kurang dari 100 km di bawah permukaaan bumi.
b.
Gempa
intermidier
Yaitu gempa bumi jika hiposentrumnya
antara 100 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.
c.
Gempa
dalam
Yaitu gempa bumi jika hiposentrumnya
antara 300 km sampai 700 km di bawah permukaaan bumi.
2.
Gelombang gempa
2.1. Dari
hiposentrum ada 3 macam gelombang getaran yang akan tercatat pada seismograf
yaitu :
a.
Gelombang
longitudinal (gelombang primer)
Gelombang ini asalnya dari Hiposentrum
yang dirambatkan oleh bumi bagian dalam dengan kecepatan 10 km per detik
amplitudonya kecil.
b.
Gelombang
transversal (gelombang sekunder)
Gelombang ini menempuh jalan yang
serupa dengan gelombang longitudinal tetapi kecepatannya berkurang yaitu 5 km
per detik dengan amplitudo lebih besar.
c.
Gelombang
panjang
Gelombang ini merambat dari episentrum
melalui permukaan bumi (lapisan kulit bumi teratas) dengan kecepatan lebih
kecil dari 3,7 km per detik, dengan amplitudo jauh lebih besar.
2.2. Dari
episentrum terdapat 2 macam gelombang permukaan bumi yaitu :
a.
Gelombang
love
Gelombang gempa ini merambat
dipermukaan bumi yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan menyebabkan gerakan
partikel vertikal/sejajar (searah) terhadap arah rambatan gempa.
b.
Gelombang
rayleigh
Gelombang gempa ini merambat
dipermukaan bumi yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan menyebabkan gerakan
partikel horizontal / tegak lurus terhadap arah rambatan gempa.
3.
Daerah gempa bumi
Derah gempa bumi di dunia terdapat pada
2 daerah yaitu:
3.1. Daerah
lipatan pegunungan muda
a.
Pegunungan
Sirkum (lingkar) pasific
b.
Pegunungan
Sirkum (lingkar) Mediteran (Trans asia)
c.
Trans
atlantik.
3.2. Daerah
retakan (patahan)
a.
Di
Indonesia
Daerah gempa utamanya melingkari
sebelah selatan kepulauan Indonesia yang dimulai dari lembah Baliem (Irian) –
keluar melalui laut Aru – menyusuri selatan Tanimbar – kesebelah selatan pulau
Timor – sejajar Kepulauan Nusa Tenggara Barat sekitar 100 km sampai 200 km dari
pantai – ke selatan Jawa – membelok ke barat laut sejajar dengan garis luar
jajaran pulau sebelah barat Sumatera dari pulau Enggano sampai Andaman.
b.
Di
Afrika Timur
Daerah gempanya memanjang dari selatan
sampai utara.
4.
Cara menghitung jarak episentrum dari
seismograf
Hukum Laska :
ê = { ( S – P) – 11 } x 1
megameter
|
Dimana :
ê = Jarak
episentrum dari seismograf
S =
saat tibanya gelombang sekunder pada seismograf
P =
saat tibanya gelombang primer pada seismograf
11 = 1 menit
1 megameter = 1.000.000 m = 1.000 km
Contoh :
Berapakah jarak episentrum dari
seismograf apabila ternyata pada seismograf gelombang primer (gelombang longitudinal)
tiba pada jam 10.46’.32”, sedangkan gelombang sekunder (gelombang transversal)
tiba pada jam 10.48’.56”.
Jawab :
ê =
{ ( S – P) – 11 } x 1 megameter
Gelombang S tiba pada jam = 10.48’.56”
Gelombang P tiba pada jam = 10.46’.32”
Selisih waktu = 2’.24” = 2 24/60
= 2 2/5 menit
= (2 2/5 – 11)
x 1.000 km
= 1 2/5 x 1.000
km
= 1.400 km
Jadi jarak episentrum dari seismograf
adalah 1.400 km.
Catatan :
a.
Hiposentrum
adalah tempat asal mula (sumber) getaran gempa yang berada di bawah permukaan
bumi.
b.
Episentrum
adalah tempat pada permukaan bumi yang terdekat (tegak lurus) pada hiposentrum
yang menderita getaran paling keras (pusat gempa dipermukaan bumi).
c.
Seismograf
adalah alat pencatat (meluskiskan) getaran-getaran gempa.
d.
Homoseista
adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat yang pada saat yang
sama mengalami getaran gempa.
e.
Isoseista
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran
gempanya.
f.
Microseista
adalah getaran kulit bumi yang sangat halus yang tidak terasa kecuali oleh
seismograf.
g.
Pleistoseista
adalah daerah sekitar episentrum yang paling hebat dirusak gempa.
h.
Macroseista
adalah getaran kulit bumi yang dapat dirasakan oleh manusia.
D. TENAGA EKSOGEN (GRADATION FORCE)
Adalah suatu
gaya (kekuatan) yang berasal dari luar bumi yang bersifat mengikis dan merusak
bentuk permukaan bumi terutama pada bagian yang tinggi dan mengisi bagian yang
rendah. Tenaga eksogen ini secara garis besar terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1.
Pelapukan (Weathering)
Yaitu suatu proses terusaknya
(terlapuknya) batu-batuan karena pengaruh cuaca. Pelapukan ini terbagi menjadi
3 macam yaitu :
1.1. Pelapukan
fisis (mekanis)
Yaitu proses hancurnya batu-batuan
sebagai akibat pemanasan dan pendinginan yang berganti antara siang dan malam.
Pelapukan semacam ini disebut Insolasi.
Contoh :
-
Perbedaan
temperatur siang di Gurun Sahara 600C dan temperatur malam 20C,
maka terjadilah perpecahan dan pelapukan batu-batuan.
1.2. Pelapukan
khemis (kimiawi)
Yaitu proses hancurnya batuan-batuan
sebagai akibat proses kimia sehingga terjadi perubahan susunan kimiawi pada
batuan asal. Pelapukan semacam ini disebut Corrasi.
Contoh :
-
Mineral
pyrit (Fe S2) di bawah pengaruh udara lembab dan oksigen dapat
menghasilkan sulfat besi (Fe SO4) dan Asam Sulfat (H2SO4).
- Feldspar melalui proses kimia
menghasilkan kaolin.
- Terlarutnya lapisan batuan kapur oleh
air hujan dapat menghasilkan stalgtik dan stalgmit.
- Pembentukan gips dan pembentukan
limonit.
1.3. Pelapukan
organis (biologis)
Yaitu proses hancurnya batu-batuan
sebagai akibat adanya kegiatan makhluk hidup (hewan, tumbuh-tumbuhan dan
manusia).
Contoh :
-
Batu-batuan
yang hancur karena tertembus akar.
- Batu-batuan yang dibuat lubang oleh
semut, tikus dan yang lain sehingga hancur.
- Penggundulan hutan oleh manusia
sehingga mudah terjadi erosi.
2.
Pengikisan
Yaitu proses hancurnya (terkikisnya)
batu-batuan, terlepas dan berpindah oleh tenaga air, angin, gelombang (ombak)
dan es.
Pengikisan ini dapat dibagi menjadi :
2.1. Erosi
Yaitu proses hancurnya (terkikisnya)
batu-batuan yang disebabkan oleh tenaga air yang menetes dan air yang mengalir.
Adanya erosi akan menghasilkan :
a.
Pelimbahan
(tritis).
b.
Delta
yaitu sebidang tanah alluvial dari suatu daerah yang terdapat pada suatu muara
sungai dan dibatasi oleh perpancaran cabang-cabang sungai tersebut.
c.
Meander
(serpentin) yaitu sungai yang berkelok-kelok.
d.
Canyon
(darab/ngarai) yaitu lembah sempit, dalam dan berdinding curam dan di dalamnya
mengalir sungai.
Contoh :
-
Grand
Canyon Colorado di USA sedalam 1.800 meter.
Akibat erosi ini lumpur yang diangkut
oleh sungai setiap tahun per meter kubik air, untuk sungai Ciliwung 60 gram/m3,
Serayu 621 gram/m3, Brantas 636 gram/m3, Citarum 384
gram/m3.
Sedangkan material yang diangkut setiap
tahun untuk sungai : Rhein 4 ½ juta m3, Mississipi 300 juta m3,
Hoang Ho 475 juta m3 dan Amazone 1.100 juta m3.
2.2. Deflasi
Yaitu suatu proses hancurnya
(terkikisnya) batu-batuan yang disebabkan oleh tiupan angin. Pengikisan angin
ini akan memperlihatkan tiga bentuk yaitu :
a.
Abrasion
Adalah pengikisan oleh pasir yang ditiup
angin pada batu-batuan.
b.
Deflation
Adalah mengangkat dan memindahkan
material lepas yang ada pada permukaan bumi (tanah).
c.
Attrition
Adalah penggeseran partikel kearah
depan (muka).
Adanya deflasi akan menghasilkan :
-
Sand
dune yaitu suatu timbunan pasir yang mudah bergerak yang keadaannya tidak
tergantung pada bentuk tanah atau penghalang angin tertentu.
-
Mushroom
yaitu batu berbentuk cendawan akibat pengikisan angin.
-
Tanah
loss yaitu tanah yang terjadi dari abu / debu yang diendapkan oleh angin.
Contoh
:
-
Tanah
loss di Tiongkok utara yang berasal dari Gurun Gobi setebal 600 meter.
2.3. Abrasi
Yaitu proses hancurnya (terkikisnya)
batu-batuan yang disebabkan oleh adanya gerak air laut (gelombang).
Adanya abrasi akan menghasilkan :
-
Pantai
Cliff yaitu pantai bertebing curam.
2.4. Glasiasy
Yaitu proses hancurnya (terkikisnya)
batu-batuan yang disebabkan oleh es (gletsyer).
Adanya glasiasy ini akan menghasilkan :
-
Dataran
Morena yaitu batuan yang terkikis dan terseret oleh es.
3.
Gejala-gejala Karst
Yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi
sebagai akibat pelapukan kimiawi / corrasi di daerah kapur.
Karst adalah suatu istilah yang
dipergunakan secara luas untuk daerah limestone / dolomite yang mempunyai
topografi khusus sebagai hasil dari pelarutan / solution air yang meresap ke
dalam tanah. Jadi pada dasarnya peristiwa di daerah karst ini merupakan
peristiwa pelapukan kimia (corrasi).
Daerah karst yang terkenal di Indonesia
antara lain : Jatijajar (Gombong) Gunung Kidul, Sukabumi, Nusa Kambangan, Aceh
dan Bukit Tinggi.
Macam-macam gejala Karst :
3.1. Fot
hole
Adalah lubang kecil di daerah kapur
yang terjadi karena tetasan air.
3.2. Doline
Adalah lubang kecil yang berbentuk
corong pada permukaan daerah kapur.
3.3. Uvala
Adalah doline yang sangat besar / lebar
terjadi dari gabungan beberapa doline menjadi satu.
3.4. Polye
Adalah deretan dari uvala (doline
besar).
3.5. Stalagtit
dan Stalagmit
Stalagtit adalah endapan kapur yang
menggantung pada atap gua.
Stalagmit adalah endapan kapur yang
mencuat ke atas pada dasar gua, apabila bertemu dengan stalagtit akan berbentuk
tiang kapur.
3.6. Ponor
Adalah lubang di daerah kapur dimana
air yang mengalir akan masuk dan hilang ke bawah.
3.7. Sungai
di bawah tanah
Munculnya sungai di bawah tanah ini
disebut Vancluse.
3.8. Gua
kapur
Gua adalah suatu lubang atau ruangan
baik di dalam tanah maupun dinding jurang / karang yang terjal atau gunung.
Gua terpanjang di dunia adalah Mammoth
Cave System di USA sepanjang 484.300 km.
3.9. Pipa
Karst
Adalah lubang kecil dan dalam serta
berdinding curam (tegak) yang terbagi menjadi :
a.
Aven
tipe merupakan pipa karst karena larutan.
b.
Jama
tipe merupakan pipa karst karena terban.
Peristiwa merendahnya atau menjadi
lebih ratanya (gradasi) relief permukaan bumi karena pengikisan dan pemindahan
hasil-hasil pengikisan ketempat lain disebut Denudasi (penelanjangan). Karena
adanya denudasi ini semua benua berkurang tinggi setiap tahun rata-rata 0,5
meter. Pulau Jawa saja dalam 500-2000 tahun semakin rendah 1 meter.
Apabila sudah menjadi datar membentuk
suatu peneplain boleh dikatakan sebagai tingkat terakhir dari denudasi. Jadi
gaya endogen bersifat membangun (membuat relief) permukaan bumi sedangkan gaya
eksogen merusak (meratakan) permukaan bumi. Adanya kedua gaya ini yang selalu
silih berganti mengakibatkan terjadinya siklus Geology yaitu :
Orogenese (pembentukan pegunungan) akan
selalu diikuti glyptogenese (pengikisan) dan adanya pengikisan ini
mengakibatkan terjadinya Lythogenese (sedimentasi).
Ketiga peristiwa ini selalu terjadi
berturut-turut dan berulang-ulang hingga suasana kulit bumi selalu mengalami
perubahan.
E. MASA GEOLOGI
Walaupun
banyak geologis berusaha mencoba menentukan unsur lapisan batuan tetapi tidak
dapat menyatakan secara pasti, sehingga kita terpaksa harus puas dengan
mengetahui unsur relatif batu-batuan saja.
SKALA GEOLOGI
Sesudah bumi
kita terbentuk 3½ milyar tahun yang lalu berdasar fosil yang ditemukan /
hipotesa maka umur bumi dapat dibagi sebagai berikut :
1.
Bumi dalam keadaan gas
Zaman ini berlangsung sekitar
1.000.000.000 tahun.
2.
Arkheikum (Algonikum, Pre Kambrium)
Zaman ini berlangsung selama
1.300.000.000 tahun yang terdiri dari :
2.1. Arkheikum
(Azoikum)
Zaman ini merupakan zaman tertua dan
belum ada kehidupan sama sekali, bumi masih membara, belum beratmosfera
sehingga meteor dan komet mudah menghantam bumi.
2.2. Arkheozoikum
Zaman ini merupakan zaman tertua
(permulaan) makhluk hidup, Arkheikum, dan Arkheozoikum berlangsung selama
800.000.000 tahun dan batasnya tak jelas.
2.3. Proterozoikum
(Algonkium)
Zaman ini berlangsung selama
500.000.000 tahun, merupakan zaman kebangkitan, mulai ada makhluk hidup seperti
binatang bercel satu (protozoa).
Proterozoikum dan arkheozoikum termasuk
zaman Eozoikum (zaman fajar).
3.
Planozoikum
Zaman ini berlangsung selama
500.000.000 tahun yang terdiri dari :
3.1. Paleozoikum
(zaman primer, zaman tertua)
Zaman ini berlangsung selama
325.000.000 tahun dan dimulai dari 570.000.000 tahun yang lalu yang terbagi 6
masa yaitu :
a.
Kambrium
Berasal dari nama latin Wales (Inggris)
yaitu Cambria. Berlangsung sejak 570 juta tahun sampai 500 juta tahun yang lalu
dan bercirikan adanya fosil binatang laut primitif yang disebut Trilobit
(Crustaceae). Masa ini merupakan masa peralihan dari Pra Kambrium yang miskin
fosil ke masa Planozoikum yang kaya akan fosil. Di Indonesia lapisan batuan
(fosil) masa ini belum ditemukan, yang sudah ditemukan di Eropa Barat Laut
(Wales), Eropa Tengah dan Selatan, Amerika Utara, Tiongkok, Korea dan
Australia. Pada masa ini pegunungan Himalaya berupa laut.
b.
Ordovisium
(silur bawah)
Berasal dari nama suku bangsa Celtic
yang disebut Ordovices di Wales. Berlangsung sejak 500 juta tahun sampai 400
juta tahun yang lalu dan dicirikan oleh meningkatnya jumlah jenis binatang laut
invertebrata (tidak bertulang belakang) dan perkembangan Trilobit mencapai
puncaknya. Di Indonesia lapisan batuan (fosil) masa ini belum ditemukan, yang
sudah ditemukan di pantai barat Inggris dengan jenis fosil binatang laut Pentacrinus
Subangularis (Lilia laut purba).
c.
Silur
Berasal dari nama suku primitif di
Wales yaitu Silures. Berlangsung sejak 440 juta tahun sampai 395 juta tahun
yang lalu, yang bercirikan adanya fosil binatang Eurypterids (semacam
kalajengking laut), Halysites sp. (Coral Tabulata) yang ditemukan di Sungai St
Laurent Irian Jaya, Gurun Sahara, Baltik Rusia, China Tengah, Amerika Utara,
Amerika Selatan dan Australia masa ini berupa laut dangkal. Pegunungan
Kalidonia dan Takonia (Amerika Utara) serta air terjun Niagara terbentuk pada
masa ini. Ikan (binatang bertulang belakang pertama) merupakan ciri khas masa
ini.
d.
Devon
Berasal dari nama Devonshire desa di Inggris
barat daya tempat pertama kali ditemukan lapisan batuan berfosil binatang laut.
Berlangsung sejak 395 juta sampai 345 juta tahun yang lalu dan bercirikan
munculnya tumbuhan darat pertama dan binatang bertulang belakang seperti:
Braciophoda, Spiriferoida, Ophiuroid (ikan bintang), Amonit dan sebagainya.
Lapisan Devon antara lain ditemukan di Inggris, Rusia, Australia, China,
Belgia. Devon sebagian termasuk fase ketiga (fase erosi) daur Kaledonia sehingg
terjadi sedimentasi yang hebat karena penyebaran sedimentasi daratan yang luas.
e.
Karbon
Berasal dari kota latin Carbonium yang
berarti arang, pertama kali ditemukan di Perancis tahun 1808 oleh Omalius
d’Halloy yang disebut Terrain Houller (daerah arang). Masa ini terbagi menjadi
2 yaitu : karbon bawah (Mississipian) dan karbon atas (Pensilvania, Dinantien).
Berlangsung sejak 345 juta tahun sampai 280 juta tahun yang lalu yang
bercirikan perkembangan Lepidodendron, Sigilaria (Pteridophyta), Conyfera
(pohon jarum), Cycadaceae (pakis haji), Gymnospermae (berbiji telanjang) maupun
reptilia-amfibia, Euomphalus (Gastropoda Karbon) Amonit maupun Bracioroda.
Lapisan ini ditemukan antara lain di
Amerika, Australia, Inggris, Perancis Utara, Belgia, Belanda, sedangkan di
Indonesia terdapat di Jambi dan Sumatera pada umumnya.
f.
Perm
Berasal dari nama daerah (propinsi) di
Rusia Timur Laut yang diberikah oleh ahli stratigrafi Inggris Murchison tahun
1841. Berlangsung sejak 280 juta tahun sampai 225 juta tahun yang lalu
bercirikan binatang ber sel satu Fusulina dan binatang laut lain seperti koral,
Brakiopoda, Briozoa, Krinoid, Amonit, Aghaticeres Sp, Calycocrinus Sp dan
Schisoblastus Sp. Lapisan ini ditemukan antara lain di Mansfeld (Jerman), Ural
(Sofyet) dan Amerika Utara.
Di Indonesia jenis fosil di atas banyak
terdapat di pulau Timor sehingga terkenal dalam bidang Paleantologi khusus masa
Perm. Trilobit (udang primitif) berakhir pada masa ini.
3.2. Mesozoikum
(zaman sekunder, zaman pertengahan)
Zaman ini berlangsung selama
160.000.000 tahun sejak 225 juta tahun sampai 65 juta tahun yang lalu yang
dicirikan munculnya binatang reptil baik di darat, laut maupun udara. Zaman ini
terbagi menjadi 3 masa yaitu :
a.
Trias
Berasal dari Jerman yang berarti tiga
berdasarkan satu lapisan batuan yang terdiri dari endapan benua berwarna merah
(bagian bawah), serpih laut dan batu gamping (bagian tengah) dan endapan
berwarna merah (bagian atas). Berlangsung sejak 225 juta tahun sampai 190 juta
tahun yang lalu yang merupakan masa paling kering dan tidak subur. Masa ini
masih dicirikan fosil Amonit (Molusca) kelas Sefabopoda seperti: Joanites Sp
Hypocladicities sp, Jovites sp, Indonesites sp, dan lain sebagainya. Masa ini
berakhir dengan munculnya gigantosaurus (kadal raksasa) berkembang seperti:
Brontosaurus (kadal luar biasa) yang panjangnya 25 meter dan beratnya 40 ton
ditemukan di Utah, dan Stegosaurus yang tingginya 4 meter dan panjangnya 8
meter ditemukan di Jefferson Colorado. Amonit (Molusca) masih berkembang pada
masa ini. Lapisan ini terdapat antara lain di Jerman, Arizona (Kolorado)
Pegunungan Batu (USA), Alpina, Himalaya dan di pulau Timor (Indonesia).
b.
Yura
Berasal dari nama pegunungan Yura di
Swiss, berlangsung selama 55 juta tahun yang dimulai sejak 190 juta tahun
sampai 136 juta tahun yang lalu. Masa ini dicirikan adanya fosil Archaeopterik
sp. (burung), Pterodactylus sp (dinosaurus terbang), binatang berkantong, juga
fosil Amonit dan gigantosaurus.
Lapisan ini terdapat antara lain di
Swiss, Jerman, Inggris, Siberia, Australia, China, Vietnam dan sebagainya. Di
Indonesia lapisan ini terdapat di pulau Missol (Irian), Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Pulau Barbar dan pulau Buru. Masa ini berakhir dengan susut
laut dengan pengendapan lapisan daratan yang mengandung reptilia.
c.
Kapur
Berasal dari kata latin creta yang
berarti kapur yang ditemukan di sepanjang pantai selat Channel
(Inggris-Perancis) tahun 1822. Berlangsung sejak 136 juta tahun sampai 65 juta
tahun yang lalu yang bercirikan fosil Foraminefera, tumbuhan berbiji tertutup
dan Radiolaria.
Masa ini mengakhiri zaman Mesozoikum
dengan pembentukan pegunungan yang disebut Revolusi Larami (Wyoming kawasan
peg. Rockie USA) dan punahnya binatang dinosaurus. Lapisan ini ditemukan antara
lain di Inggris, Perancis, Ural, Amerika Utara, Australia. Di Indonesia
terdapat di Jambi (mengandung Molusca), Sumatera Selatan (mengandung
Orbitalina, Foraminefera besar), Luk Ulo Banjarnegara (orbitalina), Peg. Jiwo
Klaten (Orbitalina dalam Konglomerat eosen).
3.3. Neozoikum
(kenozoikum, zaman baru)
Zaman ini berlangsung sejak 65 juta
tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman ini yang merupakan zaman baru dalam
sejarah geologi terbagi menjadi 2 zaman yaitu :
a.
Zaman
Tersier
Terdiri dari masa Paleosen, Eosen,
Oligosen, Miosen dan Pliosen. Berlangsung sejak 65 juta tahun sampai 1.800.000
tahun yang lalu yang bercirikan perkembangbiakan semua kehidupan menyusui dan
tumbuhan berbiji, dinosaurus di darat, di laut dan udara sudah musnah.
b.
Zaman
Kwarter
Terdiri dari masa Pleistosen (Diluvium)
dan Holosen (Alluvium). Berlangsung sejak 1.800.000 tahun yang lalu sampai
sekarang yang bercirikan perkembangbiakan semua kehidupan bumi baik di darat,
di laut maupun di udara termasuk munculnya manusia.
Secara terperinci masa (kala) zaman
Neozoikum adalah:
1.
Paleosen
Berasal dari Yunani palaios (purba) dan
cene (sekarang) yang berarti masa purba yang tidak memiliki jenis binatang yang
hidup sekarang seperti kerang, siput, dan sebagainya. Berlangsung sejak 65 juta
tahun sampai 54 juta tahun yang lalu dengan jenis fosilnya antara lain
Pholadomya sp (sejenis kerang).
2.
Eosen
Berasal dari kata latin eos = sangat
sedikit dan kainos = baru, yang berarti pada kala (masa) ini jenis fosil yang
sekarang masih hidup sagat kecil jumlahnya sekitar 0%-5%. Berlangsung sejak 54
juta tahun sampai 38 juta tahun yang lalu dengan fosil yang terkenal Nummulites
sp. (binatang bersel satu yang hidup di dasar laut fosil ikan (dari Sumetara
Barat), binatang bersel satu (dari G. Jiwo Klaten), fosil kerang dan siput
(Kulonprogo), dan binatang menyusui yaitu Eohippus sp (kuda purba di Amerika
Utara dan di Inggris Selatan), fosil badan dan onta (di Afrika Utara dan Asia
Tengah) fosil burung rawa-rawa (Protoplatus beauforti lambrecht di Sawahlunto).
3.
Oligosen
Berasal dari kata oligos = sedikit yang
berarti pada masa ini jenis binatang laut yang hidup sekarang jumlahnya hanya
sedikit, sekitar 6%-15%. Berlangsung sejak 38 juta tahun sampai 26 juta tahun
yang lalu dengan fosil yang terkenal fosil forani-nifera, binatang tidak
bertulang belakang, Cancer sp (kepiting di Jerman), Sequoia sp (kayu)
Cinnamonum sp (daun dari Australia).
4.
Miosen
Berasal dari kata meion = kurang yang
berarti masa pada masa ini jenis binatang laut yang hidup sekarang jumlahnya
kurang, sekitar 16%-50%. Berlangsung sejak 26 juta tahun sampai 5 juta tahun
yang lalu dengan fosil yang terkenal fosil kerang, siput, foraminefera
(Lepidocy china sp).
5.
Pliosen
Berasal dari kata pleion = lebih yang
berarti pada masa ini jenis binatang laut yang hidup sekarang jumlahnya banyak,
sekitar 50%-90%. Berlangsung sejak 5 juta tahun sampai 1.800.000 tahun yang
lalu dengan fosil yang terkenal antara lain Favia sp (gigi ikan hiu), fosil
bunga karang, Trionik sp (kura-kura air tawar) dan fosil binatang darat seperti
Mestodon sp (gajah purba yang ditemukan di Bumiayu).
6.
Pleistosen
(Deluvium)
Berasal dari kata pleistos = sebagian
besar yang berarti pada masa ini jenis kehidupan yang hidup sekarang sangat
banyak jumlahnya, sekitar 90%-100%. Berlangsung sejak 1.800.000 tahun sampai
10.000 tahun yang lalu dan terjadi peristiwa turunnya temperatur bumi sampai 20C
sehingga terjadi zaman glasial, munculnya Mamut (nenek moyang gajah), Eohippus
(nenek moyang kuda) dan manusia pertama di dunia.
7.
Holosen
(Alluvium)
Berasal dari kata holos = sama sekali
yang berarti pada masa ini jenis kehidupan yang ada persis seperti kehidupan
sekarang. Berlangsung sejak 10.000 tahun yang lalu sampai sekarang yang
ditandai manusia merajai dunia. Pada masa ini air laut sudah naik lagi karena
es sudah mencair sehingga terjadi penimbunan lumpur yang sangat luar biasa
terjadi hampir diseluruh dunia (sedimentasi). Masa ini juga ditandai munculnya
flora dan fauna baru.
PEREKAMAN HIDUP
Di dalam
usaha menentukan umur lapisan batuan ataupun umur bumi maka para ahli geologi
menempuh 2 (dua) cara yaitu:
1.
Umur Relatif (umur nisbi)
Umur ini bukanlah untuk menyatakan
berapa tahun umur suatu lapisan batuan melainkan hanyalah untuk menunjukan
lapisan mana yang lebih muda dan lapisan mana yang lebih tua. Atau dapat
dikatakan untuk menyatakan perbandingan umur-umur lapisan batuan pembentuk
kulit bumi. Untuk menentukan umur relatif lapisan batuan dipergunakan 2 cara :
1.1. Dengan
memakai prinsip Superposisi
Yaitu dengan menggunakan lapisan batuan
sediment yang belum terkena perubahan oleh tenaga tektonik maupun tenaga
eksogen (erosi), dimana endapan batuan yang berada di atas lebih muda dari
endapan yang ada di bawahnya.
1.2. Dengan
memanai fosil penunjuk
Cara ini digunakan pada lapisan batuan
yang telah terobah oleh tenaga tektonik (terpatah dan terlipat) dan terkikis
(terjadi sedimentasi) sehingga kadang-kadang lapisan yang muda berada di bagian
atas. Pada lapisan batuan yang sudah terobah ini digunakan fosil penunjuk /
fosil pandu yaitu:
a.
Fosil-fosil
binatang/tumbuh-tumbuhan yang semasa hidupnya horizontal luas.
b.
2) Fosil binatang / tumbuhan-tumbuhan yang semasa
hidupnya vertikal pendek. Contoh fosil penunjuk: Trilobit (udang primitif)
jaman Cambrium.
2.
Umur Absolud (umur mutlak)
Untuk menentukan umur mutlak ini
dipakai metode timah hitam (plumbun) melalui proses unsur radioaktif yaitu
dengan perubahan uranium menjadi plumbun. Dari 1 Kg uranium akan menjadi
0,000.0001 gram plumbun dalam setahun dengan tidak ada suatu faktor yang dapat
mempercepat atau memperlambat peristiwa tersebut. Peristiwa demikian dianggap
berlangsung sejak mulai terbentuknya batuan yang mengandung uranium. Maka
dengan mengetahui perbandingan jumlah uranium dan timah hitam yang terdapat
dalam batuan dapatlah dihitung umur batuan tersebut.