KEDUDUKAN
DAN GERAKAN BUMI
Drs. Susilo Wardoyo
SMA NEGERI 1 BUMIAYU
Dari hasil penyelidikan para ahli berdasarkan unsur-unsur radioaktif dari
berbagai lapisan, Holmes (Inggris) pada tahun 1940 berpendapat bahwa umur bumi sekitar 3.500 juta
tahun sejak berupa kabut pijar sampai sekarang.
Diameter bumi pada equator 12.756.776 meter, sedangkan diameter yang melalui kutub 12.713.824 meter. Luas permukaanya 510.101.000 Km2 dan volumenya
1.083.320.000.000.000.000.000 meter kubik dan beratnya 5.276.000.000.000.000.000.000
ton.
Bentuk bumi bulat dengan bukti-buktinya :
a. Pemotretan dari jarak jauh (satelit) menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat.
b. Perjalanan mengelilingi bumi ke satu arah akan sampai pada titik semula.
c. Bayangan bumi yang jatuh di bulan pada waktu gerhana bulan berbentuk
lingkaran.
d. Jika kapal berjalan menuju pantai yang pertama tampak asapnya, cerobongnya
kemudian seluruhnya.
e.
Semakin tinggi menjauhi bumi semakin luas melihat permukaan.
f. Pada waktu matahari terbenam awan dan gunung yang tinggi masih kelihatan
terang berarti masih mendapatkan sinar matahari.
A.
TATA KOORDINAT DI BUMI
Untuk menentukan
letak atau kedudukan suatu benda (obyek) atau daerah di permukaan bumi, maka
kita harus mengetahui tata koordinat bumi yang meliputi garis lintang (latitude)
dan garis bujur (meridian). Hal ini sangat penting karena kedudukan suatu obyek atau daerah di
permukaan bumi terletak pada perpotongan antara garis
lintang dengan garis bujur.
Untuk lebih
jelasnya lihat pada pembahasan letak Astronomi di kelas II (dua).
B.
TATA KOORDINAT DI BOLA LANGIT
Sebenarnya bola
langit itu tidak ada. Karena ruangan cakrawala ini sangat luas maka para ahli
menganggap bola langit itu ada sekedar untuk memudahkan penyelidikan di
angkasa raya yang mengembang ini.
Jadi bola langit
merupakan ruangan yang sangat luas yang berbentuk bola tempat matahari, planet,
satelit dan benda langit yang lain bergeser setiap waktu. Benda angkasa tadi
kita lihat seolah-olah menempel pada kulit bola langit sebelah dalam, walaupun
letak yang sesungguhnya sangat berjauhan sekali.
Untuk menentukan
letak suatu benda langit dapat dipergunakan beberapa macam cara yang disebut
tata koordinat. Tata koordinat pada bola langit ini secara garis besar ada tiga
macam yaitu :
a. Tata koordinat horizon yang meliputi Tinggi Bintang dan
Azimut.
b. Tata koordinat equator yang meliputi Ascensio Recta dan
Deklinasi.
c. Tata koordinat ekliptika yang meliputi Bujur Astronomik (panjang
astronomik) dan Lintang Astronomik (lebar astronomik) suatu bintang.
Namun sebelum kita
membicarakan tata koordinat maka terlebih dahulu perlu kita ketahui beberapa
istilah antara lain :
1. Titik Pusat Bola Langit
Adalah pusat bumi yang merupakan suatu titik saja di
bola langit yang berimpit dengan titik pusat bumi.
2. Garis Vertikal
Adalah garis yang ditarik melalui antara kedua kaki kita
searah dengan garis unting-unting.
3. Lingkaran Vertikal
Adalah lingkaran di bola langit yang bergaris tengah garis vertikal tegak
lurus pada horizon, dan melalui zenith dan nadir.
4. Bidang Vertikal
Adalah bidang yang melalui garis vertikal.
5. Zenit
Adalah titik yang berada tepat di
atas pengamat yang merupakan titik tertinggi (di
bola langit) karena berada 90O di atas horizon.
6. Nadir
Adalah titik yang berada tepat di bawah pengamat yang
merupakan titik terendah (di bola langit) karena berada 90O
di bawah horizon.
7. Horizon
Ada 3 macam horizon yaitu :
a.
Horizon Kodrat (Kaki Langit)
Adalah batas khayal yang seolah-olah merupakan tempat
pertemuan antara langit dan bumi.
b.
Horizon Semu
Adalah bidang yang rata yang menyinggung bumi yang dapat
kita tarik dari tempat kita berdiri (antara kaki kita dengan tanah) dan tegak lurus garis
vertikal.
c.
Horizon Sejati
Adalah bidang yang melalui titik pusat bumi yang tegak
lurus pada garis vertikal, sejajar dengan horizon semu dan membagi bumi dan
bola langit menjadi 2 sama besar.
8. Meridian Langit
Adalah bidang vertikal yang melalui titik pusat bumi dan
terletak tegak lurus pada horizon tempat itu.
9. Titik Barat dan Timur
Adalah
titik perpotongan lingkaran horizon dengan lingkaran equator.
10.
Equator Langit
Adalah lingkaran yang bidangnya melalui titik pusat bola
langit dan tegak lurus pada sumbu langit. Equator langit ini garis tengahnya
tegak lurus terhadap KLS - KLU.
11.
Kutub Langit (Lintang Geografis)
Adalah kedua titik perpotongan antara sumbu langit dengan
bola langit.
12.
Tinggi Kutub
Adalah busur meridian langit antara horizon dan kutub langit dan berada di
atas horizon.
13.
Sumbu Langit
Adalah sumbu tempat berputar bola langit dan merupakan
perpanjangan dari sumbu bumi.
14.
Titik Aries (Titik Musim Bunga)
Adalah salah satu diantara dua buah titik perpotongan ekliptika dan equator
langit yang bergeser sepanjang equator langit terhitung dari 0O sampai 360O. Titik ini disebut titik musim bunga karena pada hari permulaan musim ini di
belahan utara bumi (21 Maret) Matahari bersinar dari titik ini. Cara
menentukan titik ini dalam melukis kedudukan bintang, dengan menghitung dari
titik tertinggi tempat pengamatan (titik E) ke arah barat sebanyak
waktu bintang dikalikan 15O (dengan arah sesuai dengan pergeseran bintang sehari-hari = arah positif).
15.
Titik Kulminasi
Ada 2 macam yaitu :
a.
Kulminasi Atas
Adalah titik perpotongan
lingkaran jalan pergeseran bintang itu dengan meridian langit tempat pengamatan yang merupakan titik tertinggi
yang dicapai bintang itu dalam peredarannya terhitung dari 0O
sampai 90O.
b.
Kulminasi Bawah
Adalah titik perpotongan lingkaran jalan pergeseran
bintang itu dengan meridian langit tempat pengamatan yang merupakan titik
terendah yang dicapai bintang itu dalam peredarannya terhitung dari
0O sampai 90O.
16.
Tinggi Kulminasi
Adalah busur yang terpendek dari horizon ke
bintang itu jika suatu bintang sedang berada pada titik
kulminasi atasnya.
Bagi suatu tempat yang tertentu ada 3 macam kemungkinan
tentang kulminasi atasnya yaitu :
a.
Bintang Sirkumpoler
Adalah bintang-bintang yang kulminasi atas
dan kulminasi bawahnya tetap berada di atas horizon sehingga secara terus menerus
mengelilingi kutub.
Contoh :
Artica (Kutub Utara)
Lintangnya (tinggi kutubnya) = 90O. Sumbu langit
berimpit dengan garis vertikal dan equator langit berimpit dengan horizon.
Bagi Artica semua bintang yang dideklinasinya positif adalah
“Sirkumpoler” sedangkan semua bintang yang dideklinasinya negatif adalah “tidak
pernah kelihatan”.
b.
Bintang yang kadang-kadang
kelihatan, kadang-kadang tidak kelihatan adalah bintang-bintang yang kulminasi
atasnya berada di atas horizon sedangkan kulminasi bawahnya berada di bawah
horizon.
Contoh :
Bukit Tinggi
Lintangnya (tinggi kutubnya) = 0O. Sumbu langit
berimpit dengan garis utara selatan.
Bagi Bukit Tinggi semua bintang baik yang berdeklinasi positif
atau negatif adalah “kadang-kadang kelihatan, kadang-kadang tidak kelihatan”.
c.
Bintang yang tidak pernah
kelihatan
adalah bintang yang kulminasi atas maupun kulminasi bawahnya tetap
berada di bawah horizon.
Contoh :
Oslo (ibukota Nurwegia)
Lintangnya (tinggi kutubnya) = 60O. Bagi Oslo semua
bintang yang deklinasinya ≥ +30O adalah “sirkumpoler”, semua bintang
yang deklinasinya < +30O dan yang deklinasinya > -30O
adalah “ kadang-kadang kelihatan, kadang-kadang tidak kelihatan”. Sedangkan
yang deklinasinya < -30O adalah “tidak pernah kelihatan”.
17.
Waktu Bintang
Adalah waktu yang dipergunakan oleh suatu bintang dalam
peredarannya. Waktu bintang ini 4 menit lebih cepat dari waktu matahari yang
kita pakai sehari-hari dalam waktu 24 jam.
Di dalam melukis bintang waktu bintang ini dipergunakan untuk
menentukan titik Aries terhitung dari 0O sampai 360O
dengan arah sesuai dengan arah pergerakan bintang sehari-hari.
18.
Sudut Jam Bintang (T)
Adalah sudut yang dibentuk oleh bidang deklinasi bintang itu
dengan bidang meridian langit setelah bintang itu melalui kulminasi atasnya.
Dalam lukisan bintang sudut jam bintang ini adalah sudut antara
bumi – titik E (titik tertinggi tempat pengamatan) – titik K (titik kaki
deklinasi).
Untuk menghitung besarnya sudut jam bintang dapat dipakai rumus :
Sudut jam bintang = waktu
bintang - Ascensio Recta
TATA KOORDINAT HORIZON
Cara menentukan posisi
benda-benda langit yang paling sederhana adalah dengan menggunakan bidang
horizon dan meridian pengamat sebagai pangkal sehingga sering disebut koordinat
azimut tinggi bintang.
Tata koordinat horizon ini meliputi ordinat-ordinat :
1. Tinggi Bintang
Adalah sepotong busur (sudut) pada lingkaran vertikal yang diukur
dari titik potong horizon pada lingkaran vertikal sampai bintang itu terhitung
dari 0Osampai 90O.
2. Azimut Bintang
Adalah busur (sudut) pada horizon yang diukur dari titik utara
sampai ke titik perpotongan tinggi bintang itu pada horizon terhitung dari 0O
sampai 360O.
Contoh :
Diketahui :
-
Bintang Sirries dengan
tinggi bintang 45O
-
Azimut bintang 80O
dari utara
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang
Sirries di bola langit
Soal latihan :
1. Diketahui
:
-
Bintang sirries dengan tinggi bintang 30O
-
Azimut bintang 90O
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang Sirries di bola langit
2. Diketahui
:
-
Bintang Sirries dengan tinggi bintang 60O
-
Azimut bintang 170O
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang Sirries di bola langit
3. Diketahui :
-
Bintang Sirries dengan waktu bintang pukul 08.00
Ditanyakan :
-
Lukiskan kedudukan titik Aries apabila diamati dari Jakarta yang terletak 6O LS
TATA KOORDINAT EQUATOR
Jika pada tata
koordinat horizon benda-benda langit diproyeksikan pada horizon, maka pada tata
koordinat equator benda-benda langit diproyeksikan pada equator.
Proyeksi sebuah bintang pada equator kita peroleh dengan jalan menarik lingkaran
deklinasi melalui bintang tersebut, maka titik potong lingkaran deklinasi
dengan equator merupakan proyeksi bintang.
Tata koordinat equator ini meliputi ordinat-ordinat :
1.
Ascensio Recta (α)
Adalah sepotong busur equator langit yang diukur dari titik Aries sampai titik kaki deklinasi bintang
tersebut
terhitung dari 0O sampai 360O. Ascensio Recta ini dalam melukis kedudukan bintang akan menghasilkan
titik kaki deklinasi (K) yang ditentukan berdasarkan besarnya derajat Ascensio
Recta dengan arah berlawanan dengan pergeseran bintang
sehari-hari (negatif) yang dimulai dari titik Aries.
2.
Deklinasi Bintang (Δ)
Adalah sepotong busur lingkaran deklinasi yang diukur
dari titik perpotongan equator langit pada lingkaran deklinasi itu sampai
bintang itu sendiri terhitung dari 0O sampai 90O.
Deklinasi bintang ada 2 macam :
a. Deklinasi Positif
(+)
Adalah bintang-bintang yang terletak di
belahan utara langit terhitung dari 0O sampai 90O, mulai dari equator langit sampai kutub utara langit.
b. Deklinasi Negatif
(–)
Adalah bintang-bintang yang terletak dibelahan selatan
langit terhitung dari 00 sampai 900, mulai dari equator
langit sampai kutub selatan langit.
Contoh :
Diketahui
:
-
Bintang Pollux dengan waktu bintang pukul 11.00
-
Ascensio Recta 150O
-
Deklinasi bintang +20O
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang Pollux apabila diamati dari Yogyakarta yang terletak 8O LS.
-
Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang dapat
dicapai bintang Pollux dalam peredarannya.
Cara melukis :
1. Melukis meridian langit untuk Yogyakarta
2. Tarik garis vertikal dan tentukan Zenit (Z) dan Nadir (N)
3. Tarik garis horizontal tegak lurus garis vertikal
4. Buat lingkaran horizontal (horizon) dan lingkaran
vertikal
5. Tentukan selatan (S) dan utara (U), serta T dan B pada
perpotongan lingkaran vertikal dengan horizon dan hubungkan dengan garis antara T dengan B
6. Ukurkan 8O di atas horizon (di atas titik S karena Yogyakarta terletak 8O lintang selatan)
7. Tarik garis KLS - KLU berdasarkan tinggi lintang Yogyakarta (8O) melalui titik pusat bola langit
8. Taris garis equator langit (EQ) tegak lurus KLS - KLU
9. Buat lingkaran equator melalui titik T dan B
10.
Bagilah lingkaran equator menjadi 24 jam yang dimulai dari titik E (titik tertinggi tempat pengamatan) ke arah barat
11. Tentukan titik Aries berdasarkan waktu bintang dikalikan 15O
yang dimulai dari
titik E dengan arah T ke B (Timur ke Barat)
12.
Tentukan titik K (kaki deklinasi) berdasarkan Ascensio Recta yang dimulai dari titik Aries dengan arah B
- T (berlawanan dengan menentukan titik Aries)
13.
Tentukan besarnya deklinasi bintang dengan ketentuan deklinasi positif ke
arah utara sedangkan deklinasi negatif ke arah selatan yang akan menghasilkan
garis E’Q’ // EQ
14.
Tarik lingkaran deklinasi dari titik KLS ke titik KLU melalui titik K
(titik kaki deklinasi)
15.
Perpotongan antara lingkaran equator dengan busur E’Q’ adalah tempat
kedudukan bintang Pollux.
= UZ – (ZE + EE’)
= 90O – (8O + 20O)
= 90O – 28O
= 62O
Kulminasi bawah (Kb) = UQ’
Kulminasi bawah (Kb) = UQ’
= UN – NQ’
= 90O – 12O
= 78O
Soal latihan :
1. Diketahui
:
-
Bintang Capella dengan waktu bintang pukul 11.00
-
Ascensio Recta 150O
-
Deklinasi bintang -25O
Ditanyakan :
- Lukis kedudukan bintang Capella di bola langit di amati dari Yogyakarta yang terletak 8OLS.
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Capella dalam peredarannya.
2. Diketahui
:
-
Bintang Lyra dengan waktu bintang pukul 15.00
-
Ascensio Recta 200O
-
Deklinasi bintang +35O
Ditanyakan :
- Lukis kedudukan bintang Lyra di bola langit diamati dari Teheran yang terletak 35O LU.
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Lyra dalam peredarannya.
3. Diketahui
:
-
Bintang Vela dengan waktu bintang pukul 07.00
-
Ascensio Recta 75O
-
Deklinasi bintang -45O
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang Vela di bola langit apabila diamati dari Bukit
Tinggi yang terletak tepat digaris khatulistiwa
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Vela didalam peredarannya
-
Berdasarkan tinggi kulminasi bintang, disebut bintang
apakah bintang Vela
?
4. Diketahui
:
-
Bintang Spica dengan waktu bintang pukul 13.00
-
Ascensio Recta 1700
-
Deklinasi bintang -700
Ditanyakan :
-
Lukis kedudukan bintang Spica apabila diamati dari Antartika yang terletak
di Kutub Selatan
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Spica dalam peredarannya
-
Berdasarkan tinggi kulminasi bintang, disebut bintang
apakah bintang Spica
?
5. Diketahui :
- Bintang Antares dengan deklinasi bintang +35O
- Waktu bintang pukul 20.00
- Sudut jam bintang 35O
Ditanyakan :
- Lukis kedudukan bintang Antares di bola langit apabila diamati dari New
York yang terletak 40O LU.
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Antares dalam peredarannya
- Tentukan besarnya sudut jam bintang dengan cara memberi tanda arsir pada
lukisan yang anda buat
-
Berdasarkan tinggi kulminasi bintang disebut bintang apakah bintang Antares
?
6. Diketahui
:
-
Bintang Fornax dengan waktu bintang pukul 12.00
-
Deklinasi bintang +40O
-
Sudut jam bintang 30O
Ditanyakan :
- Lukis kedudukan bintang Fornax di bola langit apabila diamati dari Sydney
yang terletak 33O LS.
- Hitung besarnya derajat tertinggi (Ka) dan derajat terendah (Kb) yang
dicapai bintang Fornax dalam peredarannya.
- Tentukan besarnya sudut jam bintang dengan cara memberi tanda arsir pada
lukisan yang anda buat
-
Berdasarkan tinggi kulminasi bintang disebut bintang apakah bintang Fornax
?
TATA KOORDINAT EKLIPTIKA
Apabila pada tata
koordinat horizon tergantung pada tempat dan waktu, maka untuk tata koordinat
ekliptika lintang astronomik matahari tetap hanya bujur astronomiknya berubah dengan teratur seperti Ascensio Recta matahari yaitu :
- Tanggal 21 Maret : bujur astronomik matahari = 0O
- Tanggal 21 Juni
:
bujur astronomik matahari
= 90O
- Tanggal 23 September : bujur astronomik matahari = 180O
- Tanggal 22 Desember : bujur astronomik matahari = 270O
Sedangkan ordinat-ordinat pada Tata Koordinat Ekliptika
yaitu :
1.
Bujur Astronomik (Panjang Astronomik)
Adalah busur pada lingkaran ekliptika yang diukur dari
titik Aries secara negatif (searah dengan arah peredaran semu matahari) sampai proyeksi bintang di
ekliptika, terhitung dari 0O sampai 360O.
2.
Lintang Astronomik (Lebar Astronomik)
Adalah busur pada lingkaran lintang
astronomik bintang itu antara bintang itu dengan proyeksinya pada ekliptika,
terhitung dari 0O sampai 90O atau dari 0O sampai -90O.
Lintang astronomik utara disebut lintang astronomik positif,
sedangkan lintang astronomik selatan disebut lintang astronomik negatif.
C.
ROTASI BUMI DAN GEJALA ALAM YANG TIMBUL
Rotasi bumi adalah
perputaran bumi pada porosnya (sumbunya) selama 23 jam 56 menit sekali berputar
dengan arah dari barat ke timur (berlawanan dengan perputaran jarum jam).
Rotasi bumi ini diikuti oleh atmosfernya dan menyebabkan
peredaran harian semu berlangsung sehingga seakan-akan matahari muncul dari
ufuk timur dan tenggelam di barat, sedangkan kecepatan berkisar berbagai tempat
berbeda-beda.
Akibat rotasi bumi adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya peredaran waktu ditempat-tempat yang terletak
di garis meridian yang berbeda, terjadinya siang dan malam dan semakin ke arah timur semakin siang.
2. Terjadinya perbedaan semu matahari dan benda langit yang
lain dari timur ke barat.
3. Terjadinya perbedaan arah angin passat sehingga terjadinya Hukum Buys Ballot.
4. Terjadinya kepepatan bumi yang berbeda, terutama di daerah kutub kepepatannya tinggi menyebabkan gravitasi
yang besar.
Bukti yang menyatakan adanya rotasi bumi
adalah :
a. Percobaan yang dilakukan oleh Benzenberg tahun 1802 dan
Reich tahun 1831 membuktikan bahwa benda jatuh dari menara setinggi 110 meter
tidak menurut garis unting-unting.
b. Percobaan ayunan yang dilakukan oleh Faucault tahun 1851 dan Flammation tahun 1901 di Panteon (Paris) membuktikan bahwa bumi berputar.
b. Percobaan ayunan yang dilakukan oleh Faucault tahun 1851 dan Flammation tahun 1901 di Panteon (Paris) membuktikan bahwa bumi berputar.
c. Angin passat semula merupakan angin utara dan angin selatan yang menuju equator tetapi karena
rotasi bumi membiaskan angin utara dan selatan menjadi angin passat tenggara dan angin passat timur laut.
d. Pepat bumi pada kedua kutub membuktikan adanya rotasi.
D.
REVOLUSI BUMI DAN GEJALA ALAM YANG TIMBUL
Revolusi bumi
adalah peredaran bumi mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk ellips
selama 365½ hari sekali beredar.
Oleh karena itu sumbu bumi membuat sudut terhadap
lintasannya (ekliptikanya) yaitu 66½
maka secara bergantian kedua kutub bumi menghadap ke matahari.
Pada waktu berotasi khatulistiwa bumi kecepatannya
rata-rata 464,82 meter per detik, tetapi pada waktu berevolusi kecepatannya rata-rata
29,762 km per detik (30 km/detik).
Akibat revolusi bumi terhadap matahari adalah :
1. Terjadinya berubahan musim karena sumbu bumi membentuk
sudut 66½O terhadap bidang
ekliptika.
2. Terjadinya perubahan panjang siang dan panjang malam pada
waktu musim bunga dan musim panas siang hari lebih dari 12 jam, sebaliknya pada
waktu musim rontok dan musim dingin, bahkan daerah kutub mengalami malam kutub
selama 6 bulan.
3. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan.
Untuk gerhana matahari dan gerhana bulan akan diuraikan
tersendiri di bagian akhir dari BAB III.
Bukti revolusi bumi terhadap matahari
adalah :
1.
Parallaktis Bintang (Beda Lihat)
Adalah sudut yang diapit garis penghubung dari bintang
ke kedua ujung
jari-jari lintasan bumi.
Pada
waktu yang berbeda bintang akan mempunyai posisi yang berbeda apabila dilihat
dari suatu tempat.
2.
Aberrasi Cahaya (Sesatan Cahaya)
Adalah perbandingan antara kecepatan revolusi dengan
kecepatan rambat cahaya di udara yang besarnya 1/10.000.
Jadi kecepatan revolusi 30 km per detik berbanding
kecepatan rambat cahaya di udara 300.000 km per detik.
Orang pertama yang menemukannya adalah Bradley pada tahun
1726.
E.
PRESESI
Presesi adalah
goyangan sumbu bumi mengelilingi sumbu ekliptika dengan arah positif (dari
barat ke timur) dalam periode 26.000 tahun.
Sumbu bumi tegak lurus pada bidang equator, sumbu bumi dengan sumbu ekliptika membentuk
sudut 23½O.
Akibat presesi ini arah kemiringan sumbu bumi mengalami
perubahan pula walaupun tidak terasa dalam waktu yang relatif singkat.
Matahari mengalami peredaran semu tahunan dengan arah
negatif (dari timur ke barat) dalam waktu satu tahun yaitu dari titik Aries
sampai titik Aries lagi. Oleh karena titik Aries bergerak dengan arah positif
akibat presesi maka pada pertemuan kedua Aries dengan matahari, titik Aries
sudah bergeser 1/26.000 x 360O = 49,85 detik ke arah positif.
Jadi dapat kita simpulkan akibat presesi akan terjadi
perubahan letak kutub langit dan perubahan letak titik Aries.
F.
GERHANA MATAHARI DAN GERHANA BULAN
Kedua peristiwa
alam ini terjadi akibat gerakan benda-benda langit berevolusi terhadap matahari
sehingga suatu ketika kedudukan bumi, bulan, dan matahari terletak pada satu
garis lurus.
1.
Gerhana Matahari (Solar Eclips)
Merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kedudukan
matahari, bulan dan bumi terletak satu garis lurus, dimana letak
bulan diantara matahari dan bumi sehingga bayang-bayang bulan dapat masuk
(menutup) ke bumi. Gerhana matahari ini dialami oleh sebagian dari permukaan
bumi pada waktu siang hari.
Macam-macam gerhana matahari :
a. Gerhana Matahari Total (Sempurna)
Terjadi apabila matahari, bulan dan bumi terletak pada
satu garis lurus, dan kedudukan bulan diantara matahari dan bumi,
sedangkan bumi dengan bulan
berada pada jarak terpendek (aphelium, perigoun = 363, 310 km). Apabila kebetulan bayangan bulan jatuh ke
bumi maka tempat-tempat di lingkaran hitam akan mengalami peristiwa gerhana matahari
total, sedangkan tempat-tempat yang berada di
bayangan tambahan (penumbra) akan mengalami gerhana
matahari sebagian.
Lingkaran totalitet ini akan berpindah karena bumi
berotasi dan bulan berevolusi terhadap bumi. Pada waktu terjadi gerhana
matahari total tanggal 11 Juni 1983 jarak antara bumi dengan matahari sejauh
400 kali jarak bumi dengan bulan, sedangkan panjang bayangan inti (umbra)
sejauh 60 kali jari-jari bumi (jarak terpendek bumi dengan bulan).

b. Gerhana Matahari Cincin
Terjadi apabila matahari, bulan dan bumi terletak pada
satu garis lurus, dan kedudukan bulan diantara matahari dengan bumi, sedangkan
bumi dengan bulan berada pada jarak yang terjauh (perihelium, appegoun = 405,530 km).
Dalam peristiwa ini panjangnya kerucut bayangan bulan
tidak sampai untuk mencapai bumi, sedangkan yang jatuh ke bumi adalah
perpanjangan bayangan inti.
Daerah-daerah yang berada di
perpanjangan bayangan inti akan mengalami peristiwa
gerhana matahari cincin.
c. Gerhana Matahari Sebagian (Partiil)
Terjadi apabila matahari, bulan dan bumi tidak terletak
pada satu garis lurus, dan kedudukan bulan diantara matahari dengan bumi,
sehingga di daerah sekitar totalitet terletak tempat-tempat yang hanya disinggung oleh
bayangan penumbra (tambahan).
Daerah yang hanya disinggung oleh bayangan tambahan bulan
ini mengalami gerhana matahari partiil.
2.
Gerhana Bulan (Lunar Eclips)
Merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kedudukan
matahari, bumi dan bulan terletak pada satu garis lurus dimana kedudukan bumi
diantara matahari dengan bulan, sehingga bayang-bayang bumi dapat masuk ke
dalam bulan.
Gerhana bulan ini dialami oleh seluruh permukaan bumi
pada waktu malam hari.
Macam-macam gerhana bulan :
a. Gerhana Bulan Total
(Sempurna)
Merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kedudukan
matahari, bumi dan bulan terletak pada satu garis lurus dan kedudukan bumi
diantara matahari dengan bulan sehingga bayang-bayang inti bumi menutup seluruh
bulan atau bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti bumi (B1.2).
b. Gerhana Bulan Sebagian
(Partiil)
Terjadi apabila matahari, bumi dan bulan tidak terletak pada satu garis lurus
dan kedudukan bumi diantara matahari dan bulan sehingga bayang-bayang inti bumi
menutup sebagian dari bulan mengakibatkan sebagian bulan tampak dari bumi
(B1.1).
Setiap sebulan sekali bulan berada diantara bumi dengan matahari
saat seperti ini disebut fase bulan baru, dan bumi diantara matahari dan bulan
saat seperti ini disebut fase bulan purnama.
Gerhana matahari terjadi pada bulan baru dan gerhana bulan
terjadi pada fase bulan purnama.
Perbedaan gerhana matahari dengan gerhana bulan adalah :
a.
Gerhana matahari terjadi pada bulan baru, sedangkan gerhana bulan terjadi
pada bulan purnama.
b.
Gerhana matahari dialami oleh sebagian permukaan bumi pada waktu siang hari, sedangkan gerhana bulan dialami oleh seluruh permukaan bumi pada malam hari.
c.
Untuk seluruh bagian yang dapat mengalami gerhana matahari paling lama 6
jam, sedangkan gerhana bulan berlangsung paling lama 4 jam.
d.
Jumlah banyaknya gerhana matahari lebih besar dari pada jumlah banyaknya
gerhana bulan pada suatu periode di seluruh bumi tetapi, untuk suatu tempat tertentu jumlah gerhana matahari lebih sedikit
dari pada jumlah gerhana bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar